HEADLINE

Kontraktor Untung Besar, Pembanguan Saluran Drainase Di Sungai Pinang Sempit

Ogan Ilir.SP. Proyek pembangunan drainase di Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir, bersumber dari pemerintah Provinsi Sumatra Selatan melalui Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman Kota Palembang yang di kerjakan CV. Fizar Perdana, diduga bermasalah.

Keluhan disampaikan oleh tokoh masyarakat desa setempat yang melihat proyek tersebut tidak seperti standar umum dari sebuah saluran drainase.

“Ya proyek itu di pertanyakan oleh pemerintah desa,”Ujar inisial E tokoh masyarakat setempat. (Selasa 19/09/2023).

Masih dari warga dan tokoh masyarakat, Papan pelang proyek yang terpasang di lokasi tersebut adalah pekerjaan pembangunan dengan biaya sebesar Rp 808.805.000.00,- namun kenyataan dilapangan pekerjaan yang dilaksanakan sedang berjalan saat ini diduga rehab, selain faktor judul pekerjaan pertanyaan lain dari tokoh masyarakat adalah soal lebar dari drainase itu sendiri.

” Kelebaran pembangunan bagian bawah yang tidak melebihi 40 cm tentu membuat warga khawatir jika musim penghujan tiba, kami membayangkan jika air meluap dan meluber kemana-mana, tentu ini sangat mencemaskan kami,” tuturnya.

Dilanjutkan warga yang lain, seharunya lebar bawah dan atas minimal 40 cm dan 60 cm itu cukup menampung air jika terjadi hujan deras, ” kami melihat lebar bawah tidak sampai 20 cm, ini sangat meresahkan,” katanya.

Senada turut diungkapkan salah satu perangkat desa bernama P, sejauh yang ia ketahui proyek drainase itu memang rehab semua.

“Terlihat oleh saya memang rehab semua belum terlihat pembangunan dari nol,” ujarnya.

Mendapati informasi seperti itu, awak media mencoba melakukan konfirmasi ke pihak kontraktor atas nama CV. Fizar Perdana, menurut perwakilan mereka yang bernama Wawan mengatakan memang kegiatan tersebut di beberapa titik ada yang rehab dan ada yang benar-benar di mulai dari awal.

” Kami itu memang ada rehab ada pembanguan intinya ada satu yang pekerjaan bongkar abis, di belakang rumah kades cor semua itu, bok itu di ujung sana di bongkar juga,” ujarnya.

Disinggung mengenai aliran air yang hanya memiliki lebar di bawah 20 cm dan tidak mampu mengaliri air, Wawan menjelaskan memang seperti itu kondisinya.

” Kenyataan nya proyek ini memang tidak mengalir Airnya kerena posisi nya begini kalau untuk lebarnya, tidak ada, yang penting air nya mengalir. nah yang induk itu kami ingin ngejar air itu supaya mengalir jadi nak di gali lagi,” ungkapnya.

Ia menambahkan dengan alasan ada sebagian lokasi tidak bisa dilebarkan dan tidak bisa di gali karena peralatan mereka seperti cangkul tidak mampu menembus tanah.

” itu tidak bisa di gali lagi gak sanggup kami mengerjakan nya sebab mata cangkul saja tidak bisa masuk lagi, nah jadi kami, meninggikan yang di sini supaya air itu mengalir namun nanti tetap di pampas dilebarkan juga

“Kemaren sudah kita temui kades Masud kades meminta di pangkas saja yang mana ada penyempitan. Kalau pekerjaan ini ada empat titik disini 339. B 350,m an C 130,m an D jadi jumlah keseluruhan nya 800m an lebih,” kata Wawan.

Ditambahkannya, Kalau papan palang proyek pembangun sedang kan pekerjaan rehab itu tidak menyalahi memang dari sananya.

“Lokasi yang di pertanyakan Pemdes yang di B itu lah Mas’ud nya lebarkan lagi akan di pampas lagi bawa e. tidak di bongkar kalau di bongkar tidak sesuai dengan ini, kalau di D itu memang mangun ngecor dari awal nia,” sambung Wawan.

Sementara itu, pihak Dinas terkait saat berita ini ditayangkan akan dilakukan konfirmasi lanjutan. (Rian/Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page