PEMERINTAH

Wabup Musirawas Buka Pelatihan Desa Sadar Pemilu, Hendri Almawijaya Hindari Politik Polarisasi 

Musi Rawas.SP. Menjadikan desa Pasenan sebagai pilot projects desa sadar pemilu, Wabup kabupaten Musi Rawas Hj Suwarti membuka pelatihan Kader Desa Peduli Pemilu. Kamis (14/07/2022).

Dalam pembukaannya, Wabup Musi Rawas Hj Suwarti menyambut positif kegiatan ini karena dapat menjadikan masyarakat menjadi lebih peduli Pemilu.

Hal ini memang bertujuan untuk menjadikan masyarakat berdaulat atas hak politiknya sendiri tanpa di iming-imingi atau intervensi dari pihak penguasa.

Membangun pola pikir seperti ini merupakan tugas kita bersama, baik masyarakat, Pemkab Musi Rawas dan KPU.

” Kita wajib mengubah image seperti itu, mindset seolah Pemilu identik dengan uang harus kita buang, belum lagi Pemilu tahun kemarin sangat kental aroma saling hujat ,” ungkapnya.

Senada diungkapkan oleh Komisioner KPU Provinsi Sumatera Selatan Divisi SDM Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Hendri Alma Wijaya (HAW) menjelaskan, politik polarisasi sangat menciderai Marwah dari Pemilu itu sendiri.

” Untuk menghilangkan dan menghindari kejadian seperti itu, KPU provinsi kemudian menciptakan inovasi bagaimana membuat Pemilu tersebut menjadi sebuah pesta demokrasi yang sebenarnya,” ujarnya.

Sempat dibincangi kenapa memilih desa Pasenan sebagai pilot projects untuk kegiatan Pemilu di kabupaten Musi Rawas Hendri Almawijaya atau akrab dipanggil HAW mengatakan hal ini berdasarkan kajian dan indikator-indikator lainnya.

Berdasarkan data dan informasi kepemiluan bahwa di desa ini masuk dalam unsur salah satu kategori rawan pemilu.

Menurutnya, lokus tempat kegiatan Desa Pasenan ini salah satu dari delapan kab/kota se-Sumsel. Desa ini memenuhi kategori lokasi pelatihan kader Pemilu dan Pemilihan. Yakni Lokasi rawan bencana, minim partisipasi pemilu dan tingkat kerawanan tinggi.

“Hasil evaluasi, Desa Pasenan memenuhi ketiga kategori ini. Makanya KPU Sumsel menetapkan desa isi sebagai lokus pelatihan,” ujar HAW dalam sambutannya dalam acara pelatihan.

Selain untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu, lanjut HAW, kegiatan ini juga upaya KPU Sumsel dalam mengantisipasi rekrutmen penyelenggara pemilu.

Pengalaman terdahulu, penyelenggara pemilu mengalami kesulitan petugas. Karena sudah dibatasi aturan. Seperti usia dan periodesasi penyelenggara. Petugas ditempatkan di TPS tingkat desa dibatasi usia 50 tahun. Pengalaman menyebutkan banyak petugas yang sakit bahkan meninggal dunia usai pelaksanaan lantaran usia yang sudah cukup renta. Kemudian Anggota KPPS hanya dua periode.

“Sementara yang galak ngurusi pemilu orang -orang itulah. Nah dengan kegiatan ini, kami berharap paling tidak bisa melihat potensi SDM lebih awal,” jelas HAW.

Ia mencontohkan Desa Pasenan Kecamatan STL Ulu Terawas memiliki empat TPS, maka setidaknya ada 28 orang plus tiga orang petugas PPS. Nah SDM ini tidak serta merta dapat direkrut tanpa adanya pengetahuan dan kemampuan tentang kepemiluan dan pemilihan.

“KPU juga nantinya ada program Kelas Demokrasi, kegiatan ini juga diharapkan ketersediaan SDM untuk melaksanakan kegiatan kepemiluan,” tambahnya.

Terpantau awak media, pelaksanaan penutupan sosialisasi desa sadar pemilu ditandai dengan pemasangan atribut kepada kader peserta Pemilu untuk panitia oleh Wabup Musi Rawas Hj Suwarti dan komisioner KPU provinsi maupun kabupaten. (*/Efran)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page