Workshop PaDI UMKM Diselenggarakan Oleh BUMN dan BDP HIPMI
Palembang.SP. Workshop PaDi UMKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Badan usaha milik negara (BUMN) bekerjasama dengan BDP HIPMI Sumsel, di Grand Atyasa Palembang, Selasa (21/12/2021).
Ketua HIPMI Sumsel Hermansyah Mastari, mengatakan HIPMI Sumsel mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendorong dari Kementerian BUMN untuk bisa melibatkan UMKM dalam rantai pasok, artinya dalam pembelanjaan pangan jasa yang selama ini dengan vendor itu-itu saja.Jelasnya, pihaknya juga mengharapkan BUMN bisa melibatkan UMKM kota.
“Dengan tujuaan, pertama UMKM bisa naik kelas, kedua bisa memulikan pemerataan dalam sisi penyaluran seperti kredit, arus pasok distribusi mereka sehingga tidak perlu ke Jakarta lagi. Kita merangkul komunitas lokal untuk memasarkan. Dan Kementerian BUMN menyambut baik hingga mensupport penuh acara ini,” katanya.
Untuk itu, UMKM diberikan peluang, dan kalau mau UMKM smart maka pelakunya UMKM nya di smart kan terlebih dahulu. Jadi mereka di jajah dulu, diberi tahu bagaiamana meningkatkan pemahaman digitalisasi, dari sisi produknya, bagaimana pemasarannya, sehingga diharapkan UMKM ini tidak hanya memberi bantuan arus pasok ke BUMN tetapi juga bisa menberikan kepada masyarakat.
Saat ini, lanjut Hermansyah, untuk pemahaman digitalisasi, pihaknya hanya perlu meningkatkan sosialisasi.
“Karna UMKM Sumsel sangat segit. Saya yakin, karna produk-produknya selalu menpunyai update-upate, dan digital bagi mereka bisa pilihan cepat. Tapi yang pasti kami dari pihak HIPMI Sumsel, harus mendorong bagaimana mereka bisa tersosialisasikan, jadi kita inginkan UMKM nya naik kelas karena HIPMI berfokus pada UMKM. HIPMI UMKM untuk UMKM,” ulasnya.
Hermansyah juga menjelaskan, bahwa untuk UMKM meranjak naik kelas masih mempunyai kendala, pertama masalah packing atau kemasan, kedua distribusi, dan stok yang terbatas karena tidak bisa pesan banyak atau limited edition.
“Masalah utama dan penting itu pada kemasan, karena kita lihat di luar sana banyak menjual makanan yang biasa saja seperti kue yang standar tapi packinnya unik itu yang membuat orang penasaran, semakin banyak orang penasaran semakin banyak pemasaran,”ungkapnya.
Maka dari itu, pointnya, mereka harus melek digital, beda dengan dulu yang kita harus memasang di media cetak tapi sekarang hanya perlu handphone atau endors selebgram produk bisa laris.
“Untuk itu, pelaku UMKM harus mulai harus sadar digital, yang dulu harus ada tempat tapi sekarang cukup di rumah saja usaha kita aman,” tuturnya.
Selain itu, untuk yang harus di dorong setiap ingin mau naik kelas, UMKM harus legalitas, sehingga bisa berkaloborasi dengan BUMN dan Pemerintah minimal ada CV.
“Ada 3 standar umkm yakni produk, pemasaran dan legalitas,” katanya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumsel Amiruddin TJ menambahkan bahwa pihakn memfasilitasi UMKM dengan bermacam cara, karna UMKM punya 3 kunci pokok kesulitan, yakni pemasaran, modal, dan Sumber Daya Manusia (SDM) karena untuk peningkatan kualitas.
“Dari Dinas Koperasi dan UMKM Sumsel, 3 program ini di fasilitasi, seperti untuk modal bisa melalui sumber pendanaan program pemerintah contohnya kredit usaha rakyat, Lembaga Pengelolahan dan Bergulir (LPDB), bantuan dana usaha pemula, telkomsel, hingga pebankan dengan suku bunga yang rendah,” bebernya.
Untuk fasilitas SDM, banyak pelatihan yang dilaksanakan untuk pelatihan peningkatan SDM, seperti pelatihan tentang kewirausahaan dll. Dan fasilitas pemasaran produk punya sumsel mall, market price lainnya.
“Fasilitas tidak hanya dari Dinas Koperasi dan UMKM Sumsel, ada juga dari Kementerian BUMN dan Kementerian lainnya yang mempunyai aplikasi untuk membantu UMKM di Sumsel naik kelas dan maju,” pungkasnya.(Ocha)