Warga Keluhkan Dampak Aktivitas PT KIS
Musi Rawas.SP. Warga disekitar bukit Beton RT.08 Kelurahan Terawas kecamatan STL Ulu Kabupaten Musirawas dan Desa Bukit Langkap kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musirawas Utara Sumatera Selatan keluhkan aktivitas PT KIS.
Perusahaan yang terletak di wilayah desa Bukit Langkap, kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara ini bergerak dalam pengolahan minyak kelapa sawit ini ditenggarai menjadi penyebab kabut asap dan menyebarkan bau yang tidak tidak sedap.
Dari beberapa pengalaman warga sekitar, aktivitas perusahaan PT KIS paling terasa dampaknya ketika perusahaan beroperasi pada pagi hari ketika warga keluar rumah melakukan aktivitas keseharian.
Beberapa warga sekitar meminta pihak terkait untuk mengupayakan ada perubahan atas aktivitas perusahaan PT KIS.
Seperti yang sampaikan oleh M. Sholeh (50) warga kelurahan Terawas RT 06. Dirinya mengeluhkan hampir setiap hari melintasi jalur diwilayah itu dirinya merasakan dan mencium bau tak sedap yang menyengat dan sangat menggangu terlebih pada saat turun hujan bau tak sedap dan menyengat akan sangat terasa.
” Setiap melewati jalur didaerah PT KIS saya mencium bau busuk yang menyengat dan itu sangat mengganggu terlebih pada saat turun Hujan ,” keluhnya. Sabtu (27/11/2021).
Sedangkan warga yang lain Darmawi (60) warga bukit Beton RT 08 kelurahan Terawas ketika dijumpai dikediamannya menerangkan sejak perusahaan ini beroperasi dari tahun 2007 limbah sawit sangat meresahkan warga, bahkan ada beberapa sumur warga yang airnya berwarna coklat kekuning-keningan diduga akibat aliran limbah serta berbau busuk sehingga tidak dapat digunakan untuk dikonsumsi.
Menurutnya, tempat penampungan limbah perusahaan sudah ada, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga tidak dapat menampung kotoran limbah sehingga kotoran limbah keluar dan mengalir kepemukiman penduduk dan menggenangi rawa-rawa, sumur bahkan parahnya kotoran limbah bau busuk menyengat berwarna hitam kecoklatan mengalir ke sungai.
“Masyarakat disini sudah sejak lama mengeluh dan melaporkan ke ketua RT setempat hingga kini belum ada tanggapan,” ujarnya.
Ditambahkan Darmawi, yang menurutnya asli penduduk Kabupaten Muratara seharusnya pihak perusahaan membuat kolam penampungan, dan membuat sumur- sumur yang dialiri melalui pipa, sehingga kotoran limbah keluar melalui pipa dan mengalir ke sumur yang telah disediakan oleh perusahaan.
Dari sumur itu kotoran limbah dibuang atau disemprot ke tanaman atau kebun-kebun yang pada tiap-tiap kebun disediakan sumur.
Dan setiap sumur ada petugas yang melakukan penyemprotan lalu para petugas itu diberi upah, “kalau pihak perusahan melakukan hal ini sangat banyak manfaatnya selain menyuburkan tanaman kotoran limbah itu bisa menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanaman, kata Darmawi yang menceritakan kisahnya pernah bekerja di PT.Lonsum Kecamatan Rawas Ilir daerah asalnya.”
Pantauan awak media dilokasi rawa-rawa dan aliran sungai yang berdekatan dengan pemukiman penduduk menguatkan keterangan warga bahwa limbah Perusahaan ini memang sangat meresahkan terlihat pada aliran sungai yang airnya berwarna hitam serta berbau busuk.
Ketua RT 08 saat ditemui dikediamannya 27/11 ketika ditanya terkait masalah limbah sawit yang sangat meresahkan warga dan para pengguna jalan itu membenarkan adanya keluhan warga.
Namun pihaknya belum bisa melakukan upaya atau solusi untuk menyelesaikan masalah itu mengingat belum ada laporan warga, “saya bisa menyampaikan kepihak perusahaan tapi harus ada laporan warga yang resmi baik berupa surat permohonan atau pernyataan dan warga harus kompak” tegas Arpan.
Manager PT. KIS, Zamadin ketika akan dikonfirmasi di kantornya tidak dapat ditemui. Awak media hanya bisa bertemu dengan komandan Satpam Tedi. Dikatakan Tedi pimpinannya sedang tidak berada ditempat karena cuti. Senin (29/11/2021).
Ketika ditanya apakah ada staf kantor yang dapat mewakili pihak perusahaan dia mengatakan bahwa perusahaan tempat dia bekerja sedang tidak ada pimpinan,” manager lagi cuti saat ini hanya kami-kami saja yang ada sebagai pengurus.” Ungkapnya. (*)
Jurnalis: Jon
Editor: Efran