Miris Siswa SDN Lubuk Ngin Di ” Smackdown” Rekan Sekolahnya Hingga Koma
Musi Rawas.SP. Masyarakat desa Lubuk Ngin, kecamatan Selangit, kabupaten Musi Rawas dibuat geger atas tindakan beberapa murid SDN desa Lubuk Ngin.
Tidak hanya itu, dunia pendidikan khususnya di kabupaten Musi Rawas juga di buat malu akibat diduga lemah pengawasan dari pihak sekolah sehingga terjadi aksi pengeroyokan salah satu siswa yang berujung korban tidak sadarkan diri.
Berhasil dihimpun, aksi pengeroyokan yang terjadi tiga hari yang lalu tersebut berada dilingkungan sekolah.
Diceritakan oleh orang tua korban Novikawati (40), saat itu dirinya sedang berada di kebun sedang menyadap karet, tiba-tiba ia di panggil orang tuanya untuk pulang ke rumah untuk mengetahui bahwa anaknya mengalami penganiayaan.
Diteruskannya, anaknya bernama Aditya (12) bersekolah di SDN l desa Lubuk Ngin kelas V.
Menurut orang tua korban anaknya dianiaya oleh tiga orang siswa, satu siswa masih berstatus kelas lV, sedangkan dua rekannya berstatus kelas Vl masih dalam SDN yang sama. Perkiraan kejadian antara pukul 07.00 wib dan 08.00 wib.
Dikatakan oleh Novikawati, awalnya ia mendapatkan anaknya sudah berada di puskesmas kecamatan Selangit, saat itu anaknya sudah dipasangi tabung oksigen, tidak hanya itu anaknya juga mengalami berak sehingga dianjurkan oleh Puskesmas untuk di rujuk ke rumah sakit Dr Sobirin kota Lubuklinggau. Rabu (13/10/2021).
Sesampainya di rumah sakit Dr Sobirin, kembali korban Aditya mengalami muntah-muntah sehingga sekarang dirawat di ruang ICU rumah sakit.
” Rencananya, siang ini atau malam nanti akan di bawa ke Palembang untuk pengobatan lebih lanjut,” ungkap orang tua korban dengan sedih. Senin (11/10/2021).
Tambahnya, itu pun pengobatan dengan biaya umum karena untuk BPJS sudah dinonaktifkan.
Sekilas diceritakan oleh orang tua korban, waktu itu anaknya di keroyok oleh empat orang siswa dengan kondisi tangan dipegang kiri dan kanan, kemudian di hujani oleh pukulan di bagian perut, bagian belakang tengkuk sehingga kondisi tubuhnya lemas.
” Kasihannya, anak saya kalau bernafas seperti anak ikan saja,” keluhnya sambil berlinang.
Terpisah saat dihubungi melalui via seluler kepala sekolah SDN l desa Lubuk Ngin Marhen, mengatakan pada awalnya guru tidak mengetahui kejadian tersebut.
” Sekitar pukul 7.30 wib, guru masuk ke ruangan masing-masing, kemudian melakukan rutinitas doa di ruang kelas, terlihat korban Aditya tidak melakukan doa bersama, kemudian ditanya oleh guru kenapa tidak ikut berdoa, di jawab oleh rekan-rekannya korban tadi berkelahi dengan siswa pindahan yang baru masuk satu hari yang lalu,” ujarnya. Rabu (13/10/2021)
Lanjut Kepsek, setelah mengetahui hal itu, dirinya berinisiatif mengajak Aditya ke kantor untuk di tanya berkelahi dengan siapa sembari mengajaknya berurut ke tempat tukang urut.
Selepas itu, kemudian korban Aditya di bawa ke ruang UKS untuk dilakukan tindakan lanjutan, karena Aditya tidak kunjung membaik, kemudian di bawa ke puskesmas kecamatan Selangit.
Setelahnya, kepala sekolah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek STL ULU Terawas untuk dicarikan titik terang persoalan tersebut.
Dari keterangan kepala sekolah SDN l Lubuk Ngin Marhen tidak terdapat pengakuan dari siswa lain yang melakukan pengeroyokan.
Saat berita ditayangkan belum diketahui hasil dari klarifikasi dengan pihak kepolisian dalam hal ini Polsek STL ULU Terawas. (Efran)