FPPS Berharap Keluarga Pak Teguh Mendapat Perhatian Pemerintah
Palembang.SP. Ketua dan anggota Forum Pemerhati Pendidikan Sriwijaya (FPPS), Kamis malam (3/6/2021) menyambangi rumah keluarga bapak Teguh dan ibu Wawa.
Kedatangan FPPS tersebut, setelah mendapat laporan bila salah satu putra pasangan Teguh dan Wawa yang bernama Imam tidak bisa masuk sekolah dari zalur zonasi.
Melihat kondisi dan keadaan Mereka, Ketua FPPS Susanto, sangat berharap sentuhan tangan dari pemerintah.
Apalagi jelas Susanto, dengan kondisi rumah yang mereka tempati berukuran 3×4 meter persegi, ditambah kondisi sang ayah yang mengalami depresi yang cukup lama.
“Keluarga Imam hanya bergantung dari sang ibu yang berprofesi sebagai tukang cuci. Lihatlah kondisi mereka, Saya takut dengan kondisi ekonomi mereka seperti ini, Imam akan putus sekolah,”ujar Susanto di sela kegiatannya.
“Jadi saya harap, ada sentuhan tangan dari Pemerintah Kota Palembang, agar Imam bisa masuk SMPN 13 dari jalur zonasi, yang berjarak 400 meter dari kediamannya,”ungkapnya lebih lanjut.
Ketua RT 14 Kelurahan 26 Ilir Ida menegaskan bila keluarga Teguh dan Wawa, layak mendapat bantuan. Karena kondisi Teguh yang tidak bisa mencari nafkah, dan hanya mengandalkan sang istri.
“Saya khawatir Imam tidak dapat melanjutkan sekolah karena fakto biaya. Tolonglah siapapun itu, tolong bantu Imam biar bisa sekolah di SMPN 13 Palembang,”harap Ida.Ketua dan anggota Forum Pemerhati Pendidikan Sriwijaya (FPPS), Kamis malam (3/6) menyambangi rumah keluarga bapak Teguh dan ibu Wawa.
Kedatangan FPPS tersebut, setelah mendapat laporan bila salah satu putra pasangan Teguh dan Wawa yang bernama Imam tidak bisa masuk sekolah dari zalur zonasi.
Melihat kondisi dan keadaan Mereka (Teguh dan Wawa ) Ketua FPPS Susanto, sangat berharap sentuhan tangan dari pemerintah.
Apalagi jelas Susanto, dengan kondisi rumah yang mereka tempati berukuran 3×4 meter persegi, ditambah kondisi sang ayah yang mengalami depresi yang cukup lama.
“Keluarga Imam hanya bergantung dari sang ibu yang berprofesi sebagai tukang cuci. Lihatlah kondisi mereka, Saya takut dengan kondisi ekonomi mereka seperti ini, Imam akan putus sekolah,”ujar Susanto di sela kegiatannya.
“Jadi saya harap, ada sentuhan tangan dari Pemerintah Kota Palembang, agar Imam bisa masuk SMPN 13 dari jalur zonasi, yang berjarak 400 meter dari kediamannya,”ungkapnya lebih lanjut.
Ketua RT 14 Kelurahan 29 Ilir Ida menegaskan bila keluarga Teguh dan Wawa, layak mendapat bantuan. Karena kondisi Teguh yang tidak bisa mencari nafkah, dan hanya mengandalkan sang istri.
“Saya khawatir Imam tidak dapat melanjutkan sekolah karena fakto biaya. Tolonglah siapapun itu, tolong bantu Imam biar bisa sekolah di SMPN 13 Palembang,”harap Ida.(Ocha)